NOA | ACEH TIMUR - Anggota DPR Aceh Iskandar Usman Al Farlaky, meninjau jembatan penghubung kecamatan antara yang berada di Desa Kliet, Kecamatan Ranto Peureulak dan Lubok Pempeng, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, Selasa (24/03/2020).
Tinjauan dilakukan Politisi Partai Aceh tersebut usai mendapat laporan dari warga setempat yang mengaku khawatir dengan kondisi jembatan rusak tapi belum ditangani Pemerintah.
Usai meninjau lokasi, Iskandar Usman langsung menghubungi Sekda Kabupaten Aceh Timur Ihksan Ahyat, agar segera mengintruksikan dinas terkait untuk menangani secara tanggap darurat sementara waktu.
Kepada media, mantan aktivis mahasiswa UIN Ar-Raniry itu menjelaskan, jembatan kontruksi besi tersebut dibangun tahun 70-an oleh pihak Asamera Oil (perusahaan minyak). Kondisi alas jembatan kini sangat memprihatinkan.
Sementara jalur tersebut digunakan warga untuk mengangkut hasil alam, juga digunakan siswa sekolah dari Desa Cek Mbon, Lubok Pempeng, dan Blangsimpo, Kecamatan Peureulak. "Kebanyakan para siswa bersekolah ke Berandang, Pasir Putih, dan Blangbarom, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Ranto Peureulak," ungkapnya.
Di hadapan warga, Iskandar Usman Al-Farlaky mengatakan, jembatan tersebut butuh penanganan cepat terutama untuk pembangunan lantai jembatan besi, sebab kondisi yang paling tepat adalah pemasangan lantai besi agar nyaman dilalui oleh warga.
Karenanya, dia meminta Geuchik Kliet dan Lubok Pempeng segera mengirim usulan ke provinsi dan tembusan disampaikan kepada dirinya, sehingga dapat diperjuangkan pada Musrembang provinsi menggunakan sumber APBA.
Pada kesempatan itu, politisi muda Partai Aceh ini juga menyentil keberadaan aset PT Medco di Blangsimpo, yang akan dieksploitasi, sehingga punya tanggungjawab sosial bagi perusahaan migas dan perkebunan untuk membangun atau merehab jembatan disana.
"Dana CSR bisa dikucurkan ke pembangunan jembatan, selain memperjuangkan di provinsi. saya akan kirimkan surat ke manajemen PT Medco," ucap Iskandar.(RED)
