Tgk Jamal H Mahmud |
NOA | Sigli -
Warga Gampong Pante Teungoh, Kecamatan Kota Sigli, Pidie, Provinsi Aceh, mengungkapkan
mereka tidak antipati terhadap para pemudik, karena persoalan wabah Covid-19
adalah masalah yang harus dihadapi bersama, dan ini dialami oleh masyarakat diseluruh dunia.
“Jadi
sepatutnya kita saling membantu, para warga ataupun keluarga kita yang baru
tiba dari luar daerah ataupun dari luar
negeri, dan yang perlu dilakukan sesuai
petunjuk pemerintah adalah mendata, menerima laporan warga, kemudian melaporkan keberadaan pemudik kepada pihak
kecamatan,” kata Tgk. Jamal H Mahmud, Imum Meunasah gampong setempat. Minggu
(12/4/2020).
Selanjutnya,
katanya, warga memberikan semangat sehingga para pemudik tersebut dalam
melakukan isolasi mandiri merasa nyaman. “Bukannya antipati terhadap mereka
yang merupakan saudara kita sendiri,” sebut Tgk Jamal.
Diakuinya,
saat ini yang terjadi malah sebaliknya akibat ketidaktahuan serta kurangnya
koordinasi dan komunikasi serta sosialisasi di gampong dalam menyikapi pemudik.
“Seharusnya perlu penyampaian kepada warga dan tokoh masyarakat dalam
pembentukan tim relawan gampong, sesuai surat edaran Bupati Pidie No.412.2/
1368/2020, tentang pencegahan dan penanganan Covid -19 dan penegasan padat
karya tunai dilingkungan pemerintah gampong dalam kabupaten Pidie,” tegas Tgk
Jamal.
Untuk Pante Teungoh,
Tgk Jamal mengakui, banyak warga yang belum mengetahui pasti apakah sudah
terbentuk tim relawan gampong penanganan Covid- 19 dan untuk apa tim ini perlu
segera dibentuk.
“Masalah ini tidak
pernah disampai oleh keuchik, tidak ada rapat gampong ataupun informasi tentang pembentukan tim relawan, apalagi sosialisasi
tentang penjabaran tugas sehingga nantinya bisa diketahui keberadaannya oleh warga,”
sebut Tgk Jamal.
Senada Tgk
Jamal, Azhar M Nur yang merupakan ketua pemuda gampong setempat mengakui,
dirinya mendengar sudah terbentuk tim relawan gampong, namun belum pernah
dibuat rapat musyawarah tentang keberadaan tim ini, sehingga nantinya bisa
diketahui oleh orang banyak.
“Perlu sekali
diberitahukan kepada warga, karena bila ada kasus terkait Covid-19, mereka bisa
segera melapor dan akan ditangani oleh tim relawan tersebut, sebagai penghubung
dengan kecamatan,” tutur Azhar.
Seharusnya,
lanjut Azhar, keuchik lebih proaktif dalam menyikapi persoalan yang sedang
dihadapi warga, supaya ada relawan yang nantinya mendata maupun menerima laporan dari pemudik, kemudian
meneruskan kekecamatan.
“Mungkin kalau
hanya laporan ini tidak diperlukan
biaya, tetapi tidak pernah kita tahu pasti apakah sudah ada tim relawan
dan siapa saja nanti yang terlibat sebagai relawan didalamnya, dan tugas apa
saja yang akan dilakukan tim relawan ini,” ungkap Azhar.
Dra.Yusnidar,AR,
tokoh perempuan gampong setempat juga mengungkapkan hal yang sama. Malah, disebutkanya,
saat ini gampong Pante Teungoh seperti tidak ada pemimpin.
“Wabah Covid-19
sudah meluas, tetapi belum ada reaksi dari keuchik, padahal gampong Pante Teungoh
rentan penyebaran Covid-19,karena berada dipusat pasar kota Sigli,” singkatnya.
Sementara, Keuchik
gampong Pante Teungoh, Faisal Usman kepada m-Noa. com, menjelaskan, masalah tim
relawan sudah dibentuk, susunannya sesuai format dari pemerintah kabupaten dan
petunjuk dari kecamatan.
"Tim sudah terbentuk, dan siapa yang duduk di tim tersebut sudah kita
beritahukan," sebut Faisal.
Ditanya mengenai sosialisasi dan himbauan dalam rangka upaya pencegahan
Covid -19 di gampong Pante Teungoh, Faisal mengakui, kalau ada petunjuk dari muspika maka pihaknya siap melaksanakan. "Kalau ada petunjuk dari muspika baru kita laksanakan," ucapnya. (AA)