Iklan

Keuchik Tidak Pro Aktif, Warga Akui Tidak Antipati Terhadap Para Pemudik

REDAKSI
4/12/20, 17:21 WIB Last Updated 2021-05-29T14:12:33Z
Tgk Jamal H Mahmud

NOA | Sigli - Warga Gampong Pante Teungoh, Kecamatan Kota Sigli, Pidie, Provinsi Aceh, mengungkapkan mereka tidak antipati terhadap para pemudik, karena persoalan wabah Covid-19 adalah masalah yang harus dihadapi bersama, dan ini dialami oleh masyarakat  diseluruh dunia.

“Jadi sepatutnya kita saling membantu, para warga ataupun keluarga kita yang baru tiba dari luar daerah  ataupun dari luar negeri, dan yang perlu  dilakukan sesuai petunjuk pemerintah adalah mendata, menerima laporan warga, kemudian  melaporkan keberadaan pemudik kepada pihak kecamatan,” kata Tgk. Jamal H Mahmud, Imum Meunasah gampong setempat. Minggu (12/4/2020).

Selanjutnya, katanya, warga memberikan semangat sehingga para pemudik tersebut dalam melakukan isolasi mandiri merasa nyaman. “Bukannya antipati terhadap mereka yang merupakan saudara kita sendiri,” sebut Tgk Jamal.

Diakuinya, saat ini yang terjadi malah sebaliknya akibat ketidaktahuan serta kurangnya koordinasi dan komunikasi serta sosialisasi di gampong dalam menyikapi pemudik. 

“Seharusnya perlu penyampaian kepada warga dan tokoh masyarakat dalam pembentukan tim relawan gampong, sesuai surat edaran Bupati Pidie No.412.2/ 1368/2020, tentang pencegahan dan penanganan Covid -19 dan penegasan padat karya tunai dilingkungan pemerintah gampong dalam kabupaten Pidie,” tegas Tgk Jamal.

Untuk Pante Teungoh, Tgk Jamal mengakui, banyak warga yang belum mengetahui pasti apakah sudah terbentuk tim relawan gampong penanganan Covid- 19 dan untuk apa tim ini perlu segera dibentuk.

“Masalah ini tidak pernah disampai oleh keuchik, tidak ada rapat gampong ataupun informasi  tentang pembentukan tim relawan, apalagi sosialisasi tentang penjabaran tugas sehingga nantinya bisa diketahui keberadaannya oleh warga,” sebut Tgk Jamal.

Senada Tgk Jamal, Azhar M Nur yang merupakan ketua pemuda gampong setempat mengakui, dirinya mendengar sudah terbentuk tim relawan gampong, namun belum pernah dibuat rapat musyawarah tentang keberadaan tim ini, sehingga nantinya bisa diketahui oleh orang banyak.

“Perlu sekali diberitahukan kepada warga, karena bila ada kasus terkait Covid-19, mereka bisa segera melapor dan akan ditangani oleh tim relawan tersebut, sebagai penghubung dengan kecamatan,” tutur Azhar.

Seharusnya, lanjut Azhar, keuchik lebih proaktif dalam menyikapi persoalan yang sedang dihadapi warga, supaya ada relawan yang nantinya mendata maupun  menerima laporan dari pemudik, kemudian meneruskan kekecamatan.

“Mungkin kalau hanya laporan ini tidak diperlukan  biaya, tetapi tidak pernah kita tahu pasti apakah sudah ada tim relawan dan siapa saja nanti yang terlibat sebagai relawan didalamnya, dan tugas apa saja yang akan dilakukan tim relawan ini,” ungkap Azhar.

Dra.Yusnidar,AR, tokoh perempuan gampong setempat juga mengungkapkan hal yang sama. Malah, disebutkanya, saat ini gampong Pante Teungoh seperti tidak ada pemimpin. 

“Wabah Covid-19 sudah meluas, tetapi belum ada reaksi dari keuchik, padahal gampong Pante Teungoh rentan penyebaran Covid-19,karena berada dipusat pasar kota Sigli,” singkatnya.

Sementara, Keuchik gampong Pante Teungoh, Faisal Usman kepada m-Noa. com, menjelaskan, masalah tim relawan sudah dibentuk, susunannya sesuai format dari pemerintah kabupaten dan petunjuk dari kecamatan.

"Tim sudah terbentuk, dan siapa yang duduk di tim tersebut sudah kita beritahukan," sebut Faisal.

Ditanya mengenai sosialisasi dan himbauan dalam rangka upaya pencegahan Covid -19 di gampong Pante Teungoh, Faisal mengakui, kalau ada petunjuk dari muspika maka pihaknya siap melaksanakan. "Kalau ada petunjuk dari muspika baru kita laksanakan," ucapnya. (AA)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Keuchik Tidak Pro Aktif, Warga Akui Tidak Antipati Terhadap Para Pemudik

Terkini

Adsense