Iklan

Puisi dari Shinta Untuk Para Medis Pembasmi Mister Corona Sang Pembunuh Berantai

REDAKSI
4/05/20, 23:16 WIB Last Updated 2020-04-05T16:21:43Z

NOA | BANDA ACEH - Rasa prihatin terhadap keselamatan para medis Virus Corona atau Covid-19 di Aceh datang dari salah satu gadis cantik Shinta Zulmaidar Ketua HMI Komisariat Poltekkes Kemenkes Aceh.

Keprihatinannya di ungkapkan dalam sebuah rilis pers yang saat ini heboh di muat oleh sejumlah media massa di Aceh tentang keamanan dan keselamatan para medis covid-19.

Begini cuitan keprihatinan Shinta kepada para medis pembasmi mister Corona sang pembunuh yang tak terlihat tersebut.

"Satu tenaga kesehatan Positif tertular Corona" Na'uzubillah, semoga ini tidak terjadi di Aceh.

Menyedihkan, memilukan, hancur ya demikianlah perasaan keluarga "mereka", bagaimana tidak? Mereka yang bekerja ingin menyelamatkan saudaranya yang lain namun apa daya, mereka sendiri kemudian menjadi korban.

Saya memang belum menjadi tenaga kesehatan masih hanya sebagai bakal calon tenaga kesehatan, ibu saya, kakak saya, abang saya juga bukan tenaga kesehatan, tapi apa yang mereka rasakan bisa saya rasakan, itu sangat memilukan.

Bebarapa malam terakhir saya memang sering tidur telat selain karena memang aktivitas di siang hari sangat terbatas sehingga energi yang tersedia cukup untuk menopang saya untuk begadang, namun alasan terbesar saya tidak tudur cepat bukan karena kelebihan energi tapi justru karena fikiran saya yang "tidak bisa" tidur karena melihat perkembangan negeri yang cukup mengkhawatirkan.

Tadi malam bahkan hingga jam 02.00 WIB saya masih terlibat diskusi dengan beberapa kawan saya yang sama-sama berprofesi di bidang kesahatan, kami berdiskusi terkait upaya yang bisa dilakukan untuk memastikan mereka bisa bekerja dengan aman dan nyaman sebagai tenaga kesehatan yang bertugas melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan.

Dalam kondisi darurat Covid-19 seperti sekarang, pekerjaan mereka sangat beresiko, kalau biasanya mereka hanya mempertaruhkan tenaga, namun sekarang taruhannya adalah nyawa. Di satu sisi mereka memang sudah mengikrarkan diri untuk memberikan pelayanan terbaik bagi klien mereka, tapi disisi lain mereka belum dibekali dengan APD (Alat Pelindung Diri) yang memadai.

Betul bahwa tenaga kesehatan di RS tidak semuanya ditugaskan untuk menangani Covid19, tapi pada dasarnya semua mereka beresiko tertular wabah berbahaya tersebut. Baik yang bertugas di gugus khusus untuk Covid19 maupun yang tidak.

Bahkan mungkin mereka yang bertugas melayani pasien umum selain Covid-19 cenderung memiliki resiko yang lebih besar, misalnya mereka yang bekerja di IGD yang merupakan salah satu pintu masuk untuk mendapatkan pelayanan di RS, mereka mempunyai pontensi yang sangat besar akan tertular Covid-19 hal ini dikarenakan mereka tidak dibekali dengan APD khusus layaknya mereka yang bertugas di gugus khusus penanganan Corona.

Di samping tidak memiliki APD yang memadai pasien yang mereka hadapi pun tidak diperlakukan khusus sesuai SOP pelayanan Covid-19, padahal sangat memungkinkan bahwa mereka yang masuk melalui IGD justru mereka yang sebenarnya berstatus ODP atau seharusnya PDP atau juga mungkin sudah terjangkit Covid-19, Namun karena belum teridentifikasi sebagai pasien Covid-19. 

Hal ini dikarenakan sampai hari ini Pemerintah kita belum melakukan tes Covid-19 secara massal guna mengindentifikasi dan mengklasifikasi warga apakah sudah terjangkit Covid-19 atau belum, sehingga semua orang punya kemungkinan sudah tertular meski belum teridentifikasi, inilah alasan yang paling mendasar sehingga semua mereka yang bertugas di RS harusnya diberikan APD yang lengkap sesuai SOP pelayanan Covid-19.

Hal ini sangat penting agar tenaga kesehatan tidak menjadi "korban konyol" karena kurangnya kelengkapan fasilitas dalam bertugas namun terpaksa menjalankan tugas karena pengabdiannya pada masyarakat.

Saya pribadi mungkin juga mewakili perasaan, harapan dan impian dari para tenaga kesehatan dan juga keluarganya sangat mengharapkan agar Pemerintah dapat bergerak cepat untuk memastikan ketersediaan APD yang dibutuhkan oleh setiap tenaga kesehatan agar mereka terlindungi dan merasa nyaman dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan pada masyarakat.

Saya sangat menyesalkan jika nantinya ada tenaga kesehatan yang menjadi korban (tertular Covid-19) karena pemerintah tidak mampu menyediakan APD yang memadai bagi tenaga kesehatan, mungkin jika saya harus berkata dengan mengedepankan emosi saya maka saya akan mengatakan:

 "JIKA ADA SATU NYAWA TENAGA KESEHATAN DI ACEH YANG MELAYANG KARENA KETIDAKSIGAPAN PEMERINTAH DALAM MENYEDIAKAN APD MAKA KURSI GUBERNURLAH TARUHANNYA"

Jadi jangan main-main dengan nyawa orang, ini bukan persoalan suka tidak suka, siapa dia siapa saya, ini tentang masa depan bahkan hidup mati mereka dan keluarga mereka, tulis Shinta dalam rilis Persnya.(RED)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Puisi dari Shinta Untuk Para Medis Pembasmi Mister Corona Sang Pembunuh Berantai

Terkini

Adsense