Banda Aceh — Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Aceh, Muhammad Iqbal Piyeung, mengatakan pemadaman listrik yang terjadi setengah bulan lebih telah melumpuhkan aktivitas sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menurut Iqbal, pemadaman listrik tidak hanya berdampak pada terganggunya operasional usaha, tetapi juga menyebabkan banyak pelaku UMKM terpaksa menghentikan produksi karena keterbatasan energi, termasuk pasokan gas dan kebutuhan energi lainnya.
“Banyak UMKM selama ini tidak bisa berproduksi sama sekali. Dampak ekonominya sangat besar dan dirasakan langsung oleh masyarakat di sektor riil,” Ujarnya.
Ia menilai kinerja PT PLN dalam menangani krisis kelistrikan di Aceh sangat mengecewakan. Menurutnya, penanganan yang dilakukan terkesan tidak serius dan tidak sejalan antara pernyataan resmi dengan kondisi nyata di lapangan.
“Apa yang disampaikan berbeda dengan kenyataan. Ini membuat kepercayaan publik terhadap pemerintah ikut tergerus, bahkan berdampak sampai ke presiden. Masyarakat akhirnya menilai seolah-olah pernyataan pemerintah tidak sesuai dengan realita,” ujarnya.
KADIN Aceh, kata Iqbal, mendesak agar kinerja PLN dan pihak-pihak terkait dievaluasi secara menyeluruh. Desakan tersebut, kata dia, tidak hanya datang dari kalangan dunia usaha, tetapi juga dari masyarakat luas yang terdampak langsung.
Ia menegaskan, apabila pembangkit listrik di Aceh mengalami gangguan serius, seharusnya pemerintah dan PLN segera menyiapkan solusi alternatif. Salah satunya dengan mendatangkan pembangkit listrik bergerak atau kapal pembangkit, seperti yang pernah dilakukan pascabencana tsunami Aceh.
“Kalau jaringan listrik di wilayah bencana belum pulih, seharusnya daerah yang tidak terdampak tidak ikut dipadamkan. Kenapa harus padam serentak? Ini yang tidak masuk akal bagi masyarakat,” ucapnya.
Iqbal berharap agar pemerintah tidak menganggap remeh kondisi darurat yang terjadi. Ia mengingatkan agar musibah alam yang terjadi tidak diperparah oleh lemahnya pengelolaan dan kebijakan.
“Jangan main-main dengan musibah. Jangan sampai bencana ini justru berubah menjadi bencana buatan manusia. Kehidupan dan keselamatan rakyat tidak boleh dikorbankan,” pungkasnya.
Editor: RedaksiSumber: https://AJNN.net









