Kyiv – Rusia melancarkan lebih dari 620 serangan menggunakan drone dan rudal jarak jauh dalam semalam, menewaskan sedikitnya enam orang dalam gelombang terbaru serangan udara, menurut otoritas Ukraina pada Sabtu, 12 Juli. Presiden Volodymyr Zelensky pun menyerukan sanksi baru terhadap Moskow guna menghentikan serangan besar-besaran yang terus berlanjut.
“Sebanyak 26 rudal jelajah dan 597 drone serang telah diluncurkan, lebih dari setengahnya adalah drone tipe ‘Shahed’ buatan Iran,” ujar Zelensky, dikutip dari Gulf Today, Minggu, 13 Juli 2025.
Angkatan Udara Ukraina mengklaim telah menembak jatuh 319 drone Shahed dan 25 rudal. Namun, satu rudal dan sekitar 20 drone berhasil menghantam lima lokasi berbeda.
Zelensky menyebut serangan tersebut menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 20 lainnya di wilayah barat daya Chernivtsi, yang jauh dari garis depan di timur dan selatan. Di wilayah Lviv, 12 orang dilaporkan terluka.
Sementara itu, dua orang tewas di Dnipropetrovsk dan tiga orang terluka di Kharkiv, menurut otoritas setempat.
Di wilayah timur laut Sumy, Rusia juga menjatuhkan dua bom udara berpemandu ke permukiman warga sipil, menewaskan dua orang. Kantor kejaksaan setempat menyatakan bahwa korban adalah pasangan suami istri berusia 65 tahun. “Sebanyak 14 bangunan tempat tinggal juga mengalami kerusakan,” tulis pernyataan tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa target mereka adalah fasilitas industri militer Ukraina di Lviv, Kharkiv, dan Lutsk, serta satu pangkalan udara militer.
Utusan khusus AS, Keith Kellogg, dijadwalkan tiba di Ukraina pada Senin untuk melanjutkan upaya perdamaian yang dipimpin Washington, meski sejauh ini belum menunjukkan kemajuan signifikan.
Presiden AS Donald Trump juga menyatakan akan mengumumkan pernyataan besar terkait Rusia pada hari Senin mendatang.
Sehari sebelumnya, Kremlin kembali menegaskan penolakannya terhadap rencana pengerahan pasukan penjaga perdamaian Eropa di Ukraina. Penegasan ini disampaikan setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa sekutu Ukraina telah memiliki “rencana yang siap dijalankan segera setelah gencatan senjata tercapai.”
Trump sebelumnya telah menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin, namun menyatakan bahwa belum ada kemajuan menuju akhir perang.
Pihak Kremlin mengatakan bahwa Putin tetap pada tujuan awal perang Rusia, namun akan terus terlibat dalam proses negosiasi.
Editor: Redaksi