Surabaya – Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aminuddin Ma’ruf menekankan BUMN tak lagi boleh hanya menjadi pembeli besar dari perusahaan besar, melainkan harus menjadikan UMKM sebagai mitra strategis dalam pengadaan barang dan jasa.
“Anggaran belanja BUMN mencapai lebih dari Rp1.000 triliun. Tapi baru sekitar Rp60 triliun yang menyentuh UMKM. Ini terlalu kecil. Kita ingin ubah pola pikir: belanja BUMN harus jadi alat pemerataan ekonomi,” tutur dia pada acara Pasar Digital UMKM Indonesia (PaDi UMKM), Hybrid Expo & Conference di Surabaya, ditulis Sabtu (2/8/2025).
Pernyataan ini mencerminkan pergeseran kebijakan yang menjadikan ekosistem digital UMKM sebagai jalur utama dalam rantai pasok nasional, tidak hanya sebagai pelengkap perekonomian rakyat.
Dia menuturkan, digitalisasi UMKM tak lagi opsional, melainkan kebutuhan untuk bertahan dan tumbuh di tengah lesunya sektor formal.
Wamen Aminuddin juga menyoroti tren penurunan penyerapan tenaga kerja formal dalam lima tahun terakhir, dengan 6.000 hingga 6.500 pekerja kehilangan akses kerja.
“Pemerintah menilai UMKM mampu menyerap ketenagakerjaan informal lebih cepat dan fleksibel, khususnya di era pasca pandemi,” ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan Loto Srinaita Ginting, Staf Ahli Kementerian BUMN, menyebut acara ini sebagai langkah konkret menjawab masalah keterbatasan akses pasar bagi UMKM.
“Banyak UMKM punya produk bagus, tapi tidak punya akses ke mall. Melalui expo ini, kami pertemukan mereka dengan pembeli, BUMN, hingga investor. Surabaya jadi titik penting karena ekosistem UMKM di Jawa Timur berkembang pesat,” ujarnya.
Kemitraan UMKM dan BUMN
Selain pameran, acara juga menghadirkan forum edukasi digitalisasi usaha, sesi business matching, dan penguatan jaringan kemitraan antara UMKM dengan BUMN serta pihak swasta.
Pemerintah pun telah menjadwalkan program lanjutan, seperti “Jelajah Kuliner UMKM” yang akan digelar di Medan pada September mendatang.
Gelaran PaDi UMKM kali ini tak hanya menjadi ruang transaksi, tetapi simbol perubahan arah pembangunan ekonomi nasional: dari terpusat ke tersebar, dari konvensional ke digital, dari elite ke rakyat.
Diketahui, pameran yang resmi dibuka pada Jumat 1 Agustus kemarin di Pakuwon Mall Surabaya tersebut akan berlangsung hingga 3 Agustus 2025, yang diikuti lebih dari 500 pelaku UMKM dari seluruh Indonesia.
Kementerian BUMN Turun Tangan Latih UMKM Naik Kelas
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali memperkuat komitmennya untuk meningkatkan kompetensi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan ekonomi mandiri dan berkelanjutan.
Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan bahwa pelatihan dan pendampingan merupakan strategi utama untuk memperkuat fondasi bisnis sekaligus meningkatkan daya saing di pasar yang lebih luas.
Melalui aplikasi Naksir UMKM, platform assessment, Kementerian BUMN telah sukses mengumpulkan data yang sangat berharga mengenai profil UMKM di Indonesia, seperti potensi, tantangan dan kebutuhan mereka. Sebagai basis pelatihan, Kementerian BUMN memanfaatkan data dari aplikasi Naksir UMKM yang mengelompokkan UMKM ke dalam 4 level kematangan bisnis (Kelas 1 hingga kelas 4).
“Transformasi UMKM harus berkelanjutan. Dari ribuan UMKM yang telah kami dampingi, terlihat bahwa pendekatan berbasis level sangat efektif,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Fasilitasi Dukungan Strategis Kementerian BUMN Rachman Ferry dikutip Selasa (20/5/2025).
Roadmap Pendampingan
Kini, dengan fokus Kelas 2 ke 3, materi pelatihan kami sesuaikan dengan kompleksitas tantangan di tahap ini, seperti skalabisnis dan ekspansi pasar. Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo dalam membangun ekonomi mandiri dari akar rumput.
Pelatihan yang digelar di Pelatihan yang digelar di Gedung Wisti Sabha, Bali ini diikuti 137 pelaku usaha binaan Rumah BUMN dan 21 Fasilitator & perwakilan UMKM BUMN dengan kurikulum khusus, meliputi:* Sertifikasi Halal – oleh Lembaga Pemeriksa Halal PT Surveyor Indonesia.
Program ini merupakan bagian dari roadmap pendampingan berjenjang Kementerian BUMN. “Target kami tidak hanya naik kelas, tapi memastikan UMKM tumbuh berkelanjutan, bahkan mampu go international,” tambah Ferry.
Dengan kolaborasi multipihak, Kementerian BUMN optimis program ini akan mempercepat terwujudnya UMKM tangguh sebagai penggerak ekonomi Indonesia, sekaligus merealisasikan agenda prioritas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
Editor: RedaksiSumber: https://Liputan6