Home / Aceh / Polri

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 18:38 WIB

Kapolda Aceh: Waktunya Membangun, Disharmoni No

REDAKSI

Banda Aceh – Kapolda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, mengajak semua kalangan menyebarkan aura positif untuk Aceh. “Sudah bukan waktunya lagi membahas disharmoni ataupun disintegrasi, sekarang waktunya membangun,” katanya di Banda Aceh, Sabtu, 4 Oktober 2025.

Tepatnya, kata Irjen Marzuki, kita semua rakyat Aceh perlu memperkuat harmonisasi. “Menciptakan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dari berbagai elemen yang berbeda agar dapat berjalan Bersama,” katanya.

Irjen Marzuki menjelaskan bahwa, upaya menciptakan hubungan yang baik dan serasi dalam masyarakat yang beragam adalah untuk mencapai kehidupan masyarakat yang damai, sejahtera, dan saling menghormati.

Baca Juga :  Kapolresta Banda Aceh Serahkan Bantuan Masa Panik Korban Kebakaran

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi Pentahelix di Aceh. Model kolaborasi inovatif yang dimaksud melibatkan lima elemen utama, yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media—untuk mencapai tujuan bersama, dalam konteks Aceh adalah untuk membangun kesejahteraan Aceh.

“Rasulullah SAW sudah memberi teladan bagaimana membangun Madinah yang kemudian kita mengenalnya sebagain konsep kota Madani. Itu adalah konsep yang sangat harmoni, dan membangun sebuah peradaban yang mulia,” katanya.

Di Aceh, harmonisasi diterapkan oleh Sultan Iskandar Muda yang memerintah dari tahun 1607-1636. “Di bawah kepemimpinannya, Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya, menjadi kerajaan terluas dan terkaya di kawasan Selat Malaka dan sebagian besar wilayah barat Nusantara,” kata Irjen Marzuki.

Baca Juga :  Kapolda Aceh Buka Rakernis Fungsi Binmas Tahun Anggaran 2025

Salah satu jejak peninggalan harmonisasi era Sultan Iskandar Muda adalah Peunayong (sekarang dikenal sebagai Pecinan Aceh). Peunayong inilah simbol aman dan nyaman bagi tamu luar negeri yang datang ke Aceh. Sultan menjamu tamu di Peunayong.

“Aceh menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai,” kata Abituren Akabri 1991 itu.

Sultan dulunya juga menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan berbagai bangsa asing, membuat Aceh dikenal sebagai negeri yang kaya raya. “Aceh menjadi pusat pembelajaran Islam, menetapkan qanun yang adil dan melaksanakannya dengan tegas,” katanya.

Baca Juga :  Penyidik Polda Aceh Tingkatkan Status Kasus Dugaan Korupsi di Dinkes Aceh Tengah ke Penyidikan

Irjen Marzuki menambahkan, penerapan harmonisasi yang pernah dilakukan Sultan membuktikan kejayaan Aceh, Bahkan meusyuhu sampai sekarang.

Arti penting harmonisasi ini adalah untuk menciptakan persatuan, mengurangi konflik, membangun masyarakat yang inklusif, dan meningkatkan efesiensi.

“Dengan demikian investasi akan masuk, pabrik-pabrik terbangun, dan ekonomi meningkat. Kemiskinan dan pengangguran berkurang,” katanya.

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

Polri

Tim Ekspedisi Hari Bhayangkara Bentangkan Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Leuser

Hukrim

Diduga Gelapkan Emas, Dua Wanita Muda Ditangkap Polisi di Banda Aceh

Aceh

Pangdam Iskandar Muda Dorong Sinergi TNI dan Pemerintah dalam Perencanaan Pembangunan Aceh

Pemkab Aceh Besar

Wakil Bupati Aceh Besar Hadiri Peringatan HUT Bhayangkara ke-79

Aceh

Nasir Djamil Apresiasi Inisiatif Kapolda Aceh Deklarasikan “Green Policing”

Keagamaan

Jelang Hari Bhayangkara ke-79, Kapolda Aceh Pimpin Ziarah dan Tabur Bunga di TMP Banda Aceh

Aceh

Kumpulkan Istri Mantan Panglima Wilayah, Kak Na Ajak Bangun UMKM 

Polri

Sambut Hari Bhayangkara ke-79, Polda Aceh Gelar Bakti Religi di Kuburan Massal Ulee Lheue