Takengon — Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, melontarkan peringatan keras kepada seluruh pengelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Aceh. Ia menegaskan, sekolah yang tidak mampu mandiri dan membiayai dirinya sendiri selama tiga tahun berturut-turut akan ditutup.
Ancaman tegas ini merupakan arahan langsung dari Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, melalui Sekda Aceh, Nasir Syamaun.
Murthalamuddin mendorong SMK agar berani melakukan inovasi bisnis dan mengembangkan produk lokal unggulan sebagai sumber pendapatan. Ia mencontohkan ide sederhana yang berpotensi ekonomi tinggi: SMK pesisir harus mampu memproduksi bakso berbahan ikan yang siap disuplai ke pasar.
Namun, di tengah dorongan kemandirian ini, Murthalamuddin juga melayangkan kritik tajam terhadap anomali pendidikan di Aceh:
“Anggaran pendidikan kita besar, tapi rapor mutu masih rendah, bahkan kalah dari Maluku, Papua, dan Gorontalo. Ini menjadi tugas kita bersama untuk berbenah,” sentilnya.
Pria yang dikenal non-formal ini menekankan bahwa kolaborasi tanpa sekat dan komunikasi tanpa batas adalah kunci untuk mempercepat perubahan. “Tidak boleh skat-skat yang dapat menghambat akselerasi,” tegasnya.
Murthalamuddin mengajak seluruh kepala SMK untuk berani melakukan introspeksi terhadap kinerja masing-masing dan fokus pada tujuan utama: mencetak lulusan yang benar-benar siap menghadapi dunia industri.
Rakor yang berlangsung interaktif ini turut dihadiri mitra industri seperti PT Solusi Bangun Andalas dan PT Sukses Bersama Tekstil, yang berbagi pandangan tentang kebutuhan tenaga kerja di masa kini.
Editor: Redaksi


















