Pidie Jaya – Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Provinsi Aceh di Pidie Jaya (1-8 November 2025) mendapatkan sorotan tajam, bukan hanya sebagai ajang lomba, tetapi sebagai benteng moralitas di tengah tantangan zaman.
Anggota DPR Aceh dari Fraksi PPP, H. Ihsanuddin MZ, memberikan dukungan penuh sambil melontarkan kritik pedas terhadap fenomena sosial modern.
“Di era modern ini, banyak orang mengalami split of personality (kepribadian ganda) yang mana di satu sisi religius secara simbolik, tetapi di sisi lain perilakunya jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an,” ujar Ihsanuddin.
Menurutnya, MTQ hadir sebagai momentum penting untuk mengingatkan masyarakat Aceh agar keimanan dan moralitas berjalan seiring dengan kemajuan zaman, bukan justru saling menjauh.
Kebutuhan Mendesak di Tengah Kemajuan Teknologi
Ihsanuddin menekankan bahwa nilai-nilai Al-Qur’an seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial memiliki relevansi yang sangat kuat dalam kehidupan modern, terutama saat masyarakat dihadapkan pada perubahan gaya hidup dan kemajuan teknologi yang berpotensi menjauhkan diri dari nilai spiritualitas.
Ia mempertegas bahwa makna MTQ harus lebih dalam dari sekadar suara merdu.
“MTQ bukan hanya tentang suara merdu membaca ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga tentang bagaimana nilai-nilai yang dikandungnya dapat diwujudkan dalam tindakan nyata, baik dalam politik, pemerintahan, ekonomi, maupun kehidupan sosial,” tambahnya.
Sebagai tuan rumah, Ihsanuddin mengajak seluruh elemen masyarakat Pidie Jaya untuk menyukseskan acara dan menyambut kafilah dengan keramahan dan kehangatan, demi mempererat ukhuwah (persaudaraan).
ia menegaskan bahwa MTQ ini harus menjadi momentum strategis untuk mengembalikan marwah dan martabat Aceh sebagai daerah yang berlandaskan Syariat Islam, dengan melahirkan generasi Qur’ani yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga menjadi teladan moral di tengah tantangan modern. [Adv]
Editor: Redaksi


















